BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pengembangan energi alternative baru dan terbarukan sedang digalakan
melalui kebijakan-kebijan pemerintah untuk mendorong dan memfasilitasi
pemanfaatan sumber energi
terbarukan. Dan juga untuk mengatasi krisis sumber energi dan pemanasan global yang di akibatkan dari
penggunaan sumber energi fosil.
Energi
terbarukan berasal dari proses alami dan kemungkinan tidak akan
pernah habis. Energi terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan energi dari sumber yang alami regenerasi dan, karenanya, hampir
tak terbatas. Ini termasuk energi surya, energi angin, tenaga air, biomassa
(berasal dari tumbuhan), energi panas bumi (panas dari bumi), dan energi laut. Energi terbarukan menggantikan bahan bakar konvensional
dalam 4 bidang yang berbeda ;
*Pembangkit listrik
*Air panas/pemanas ruangan
*Bahan bakar transportasi
*Jasa energy pedesaan.
Peningkatan penggunaan energi terbarukan bisa
mengurangi pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi, dan gas alam),
menghilangkan polusi udara yang terkait dan emisi karbon dioksida, dan
berkontribusi untuk kemandirian energi nasional dan keamanan ekonomi dan
politik.
Masing-masing sumber energi alternatif memiliki kelebihan
dan kekurangan, dan banyak pengamat berharap bahwa satu atau lebih dari mereka
suatu hari nanti dapat memberikan sumber energi jauh lebih baik dibandingkan
konvensional, metode pembakaran bahan bakar fosil.
Ada
pun batasan masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami lebih memfokuskan
tentang pemanfaatan energi angin,prinsip kerja dari pemanfaatan energi angin,
jenis-jenis turbin untuk energi angin,kekurangan dan kelebihannya, serta jenis
turbin angin yang cocok dimanfaatkan di Bangka Belitung ini.
Dan
tujuan kami membuat makalah ini pun adalah sebagai sarana untuk berbagi
pengetahuan tentang energi terbarukan yang khususnya energi angin dan mengajak
pembaca mengembangkan teknologi ini yang sebenarnya sangat cocok dimanfaatkan
ditengah tengah panasnya konflik tentang kurangnya kebutuhan energi untuk
masyarakat,terutama masyarakat masyarakat di daerah terpencil. Karena selain
hemat pemanfaatan energy ini juga ramah lingkungan dan mungkin tidak akan
pernah habis.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
PEMBAHASAN MATERI
v Prinsip kerja Energi Angin
Energi angin merupakan energi yang sangat
fleksibel. Lain halnya dengan energi air, pemanfaatan energi angin dapat
dilakukan dimana mana baik di daerah dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.
Adapun
prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah energy
dari angin menjadi enrgi putar pada kincir angin, lalu kincir angin digunakan
untuk memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenernya
prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sisterm yang
dapat meningkatkan safety dan efesiensi dari turbin angin, yaitu :
1)
Gearbox : alat ini berfungsi untuk
mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi.
2)
Brake System : digunakan untuk
menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat
terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki
titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi
listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada
poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak
generator.
3)
Generator : ini adalah salah satu
komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari
dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah
satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang
bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator
yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan
arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan
melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat.
Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
4)
Penyimpan Energi: karena
keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan
selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu
digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik.
Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan
angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik
tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi
yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar
kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi
ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energy. Contoh dari alat ini
adalah aki. Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu
daya DC(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari
generator dihasilkan catu daya AC(Alternating Current). Oleh karena itu
diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini.
5)
Rectifier-inverter: rectifier
berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang
dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik.
Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang
dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan
rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah
gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat
digunakan oleh rumah tangga.
v Jenis jenis turbin Angin serta Kelebihan dan
Kekurangannya
Para pelaku energy angin di dunia membagi turbin
angin menjari 2 jenis berdasarkan posisi kerja porosnya, yaitu :
-
Turbin Angin
Sumbu Horizontal (TASH) / Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)
-
Turbin Angin
Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
1.
TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL
Turbin
angin sumbu horizontal disingkat TASH memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak
menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin
(baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada
umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor.
Sebagian besar memiliki sebuah gearbox
yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar.
Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya
diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar
mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai
tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan
sedikit dimiringkan.
Karena turbulensi menyebabkan
kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH
merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan
turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak
memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena
di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga
mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi
angin dari bilah-bilah itu.
Kelebihan TASH
·
Dasar
menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat
yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin
antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di
sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin
meningkat sebesar 20%.
Kelemahan
TASH
·
Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya
bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi
bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
·
TASH
yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal
serta para operator yang tampil.
·
Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk
menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox, dan generator.
·
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan
pandangan dan mengganggu penampilan lansekap.
·
Berbagai varian downwind menderita kerusakan
struktur yang disebabkan oleh turbulensi.
·
TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw
tambahan untuk membelokkan kincir ke arah angin.
2. TURBIN ANGIN
SUMBU VERTIKAL
Turbin angin sumbu
vertikal (TASV) memiliki poros/sumbu rotor utama yang
disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus
diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di
tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. TASV mampu mendayagunakan
angin dari berbagai arah.
Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa
ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih
mudah diakses untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan
tenaga putaran yang berdenyut. Drag
(gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau
gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.
Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak
sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau
puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang
rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara
di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang
bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran,
diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya
pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang
dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik
optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang
minimal.
Kelebihan TASV
·
Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
·
Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak
dibutuhkan mekanisme yaw.
·
Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke
tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
·
TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah
sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi,
memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada
tekanan yang rendah dan tinggi.
·
Desain TASV berbilah lurus dengan potongan
melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan
yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk
lingkarannya TASH.
·
TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih
rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6
m.p.h.)
·
TASV biasanya memiliki tip speed ratio
(perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju
sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak
di saat angin berhembus sangat kencang.
·
TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana
struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.
·
TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa
mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta
meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan
puncak bukit),
·
TASV tidak harus diubah posisinya jika arah
angin berubah.
·
Kincir
pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.
Kekurangan TASV
·
Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50%
dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
·
TASV
tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang
lebih tinggi.
·
Kebanyakan
TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai
berputar.
·
Sebuah
TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan
dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan
ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
v Jenis Turbin Angin yang cocok untuk
digunakan di Bangka Belitung
Pemanfaatan energi angin di
Indonesia sangatlah langkah penyebabnya yaitu :
Ø Belum populernya teknologi dan
pengetahuan ini.
Ø Arah angin di indonesia yang
berubah ubah dan kecepatannya berfluktuasi.
Ø Kurang memiliki nilai ekonomis
dimata masyarakat.
Sehubungan dengan kebutuhan energy di daerah Bangka
Belitung ini sangatlah kurang, untuk itu ada baiknya juka menggunakan
pemanfaatan energy angin ini. Selain hemat teknologi ini juga ramah lingkungan
sangat cocok untk digunakan di Bangka Belitung dengan potensi angin yamg juga
mendukung.
Kendala menggunakan turbin angin adalah kondisi
geografis suatu wilayah dimana kecepatan angin dan arah angin berubah-ubah
sepanjang waktu. Oleh karena itu, turbin angin yang sesuai adalah turbin angin
yang dapat menerima angin dari segala arah,selain itu juga mampu mengimbangi
angin dalam kecepatan yang rendah yaitu turbin angin sumbu vertical atau
Vertical Axis Wind Turbine(VAWT).
-
Tipe savonius
-
Tipe darrieus
-
Tipe h-rotor
Tipe
savonius seperti yang ditunjukkan
pada gambar 1 dan gambar 2, diciptakan oleh seorang insinyur finlandia sj savonius
pada tahun 1929. Kincir VAWT ini merupakan jenis yang paling sederhana dan
menjadi versi besar dari anemometer. Kincir savonius dapat berputar karena
adanya gaya dorong dari angin, sehingga putaran rotorpun tidak akan melebihi
kecepatan angin. Meskipun gaya koefisien jenis turbin angin bervariasi 30%
sampai 45%, menurut banyak peneliti untuk jenis savonius biasanya tidak lebih
dari 25%. Jenis turbin ini cocok untuk aplikasi daya yang rendah dan biasanya
digunakan pada kecepatan angin yang berbeda.
Gambar 1
: Prinsip kerja tipe Savonius
Gambar 2
: Contoh tipe turbin kategori Savonius (kiri) tipe tiga stack Savonius VAWT
(kanan) Helix S322 VAWT.
KINCIR ANGIN BILAH BERSIRIP
Dengan
kincir ini energi angin yang diterima tergantung dari luas kolektor angin atau
bilah dari kincir. Turbin angin rancangan ini dapat di aplikasikan di lokasi
manapun yang mempunyai kecepatan dan arah angin yang berfluktuasi.sehinggga
dapat membantu program pemerintah untuk ketersediaan listrik dan membantu
kesejahteraan masyarakat. Teknologi ini adalah teknologi bersih , yang
memanfaatkan sumber tenaga alami dan
berwawasan lingkungan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Ø Energi terbarukan adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan energi dari sumber yang alami regenerasi dan, karenanya,
hampir tak terbatas dan juga tidak akan pernah habis.
Ø Energi angin merupakan energi
yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan energi air, pemanfaatan energi angin
dapat dilakukan dimana mana baik di daerah dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.
Ø Prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin
ini adalah mengubah energy dari angin menjadi energi putar pada kincir angin,
lalu kincir angin digunakan untuk memutar generator yang akhirnya akan
menghasilkan listrik.
Ø Para pelaku energy angin di dunia membagi turbin
angin menjari 2 jenis berdasarkan posisi kerja porosnya, yaitu :
-
Turbin Angin
Sumbu Horizontal (TASH)/ Horizontal Axis Wind Turbin (HAWT)
-
Turbin Angin
Sumbu Vertikal (TASV) / Vertical Axis Wind Turbin (VAWT)
Ø Turbin
angin sumbuh vertikal ini lebih aman dan lebih efisien,sehingga dapat
diterapkan di semua lokasi yang kecepatan dan arah anginnya yag berubah ubah
seperti Bangka Belitung. Tipe ini juga mudah dibuat dengan bahan bahan yang
mudah didapat dan relatif murah sehingga dapat diangkau oleh masyarakat
menengah kebawah yang umumnya belum menikmati jaringan listrik.
Ø Teknologi
ini merupakan teknologi yang bersih berwawasan lingkungan dan memanfaatkan
sumber tenaga alami yang gratis serta manfaatnya adalah untuk pengembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan, membantu program pemerintah untuk ketersediaan
listrik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.
Saran
Ø Pemanfaatan
energy terbarukan ini harus dikerjakan oleh orang orang professional agar hasil
yang dibuat lebih maksimal.
Ø Peralatan
teknologi ini juga memerlukan perawatan yang rutin.
Ø Sehubungan
dengan kurangnya kebutuhan energy di Bangka Belitung perlu dibuat teknologi
seperti ini,.karena selain murah teknologi ini juga ramah lingkungan.
Ø Pembuatan
teknologi ini bisa diterapkan di desa desa terpencil yang belum terjangkau oleh
listrik.
DAFTAR PUSTAKA
ü Marnoto. Tjukub , 2010 , ELEMENTS Jurnal Teknik,volume I , Universitas
Bangka Belitung , Balunijuk.
[ 28 September 2011 , 02 Oktober 2011 ]
No comments:
Post a Comment